Selasa, 04 November 2014




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Islam sebagai agama merupakan ajaran yang lengkap yang menjelaskan proses hidup, sejak awal penciptaan manusia, kemudian memasuki alam rahim, lalu alam dunia, alam kubur, hingga kemudian msampai pada alam yang akhir yaitu alam akhirat. Alam akhirat merupakan alam gaib yang tidak ada satu orangpun yang tahu pasti tentang akhirat. Adapun gambaran dari akhirat itu sendiri kita dapatkan dari hadist Rasulullah saw setelah beliau melaksanakan isra mikraj. Selain itu, gambaran tentang alam akhirat juga kita dapatkan dari kitab suci Al- Qur’an  yang merupakan kitab suci agama islam yang berisikan kfirman- firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Rasulullah Muhammad saw.
Kehidupan akhirat merupakan kehidupan yang pasti adanya dan wajib diyakini oleh setia mu’min. Akhirat merupakan tempat dimana manusia akan berada setelah hari akhir, yaitu hari kiamat yang menjadi tempat pembalasan atas setiap amal ibadah yang telah kita lakukan selama hidup di dunia. Kehidupan akhirat akan memberikan balasan atas setiap kebaikan yang pernah kita lakukan selama hidup di dunia dan juga akan memberikan balasan atas setia keburukan dan dosa yang pernah kita lakukan, bahkan seberat biji zarahpun kebaikan atau dosa yang pernah kita lakukan akan mendapatkan balasan. Sungguh kehidupan akhirat adalah kekhidupan yang pasti adanya.
B.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah dan akan dipaparkan dalam makalah in yaitu:
1.      Bagaimana kehidupan akhirat dalam pandangan islam?
2.      Bagaiman dalil yang menguatkan akan adanya kehidupan akhirat?



BAB II
PEMBAHASAN
Pandangan Islam tentang Kehidupan Akhirat
A.    Kehidupan Akhirat
Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasul, sebagai hidayah dan rahmat Allah bagi umat manusia sepanjang masa, yang menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spirituil, duniawi dan ukhrawi. Agama Islam, yakni Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad sebagai Nabi akhir zaman, ialah ajaran yang diturunkan Allah yang tercantum dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi yang shahih (maqbul) berupa perintah-perintah, larangan-larangan, dan petunjuk-petunjuk untuk kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat. Ajaran Islam bersifat menyeluruh yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisah-pisahkan meliputi bidang-bidang aqidah, akhlaq, ibadah, dan mu’amalah duniawiyah.
Islam adalah agama untuk penyerahan diri semata-mata kepada Allah, Agama semua Nabi-nabi, Agama yang sesuai dengan fitrah manusia, Agama yang menjadi petunjuk bagi manusia, Agama yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan sesama, Agama yang menjadi rahmat bagi semesta alam. Islam satu-satunya agama yang diridhai Allah dan agama yang sempurna. Dengan beragama Islam maka setiap muslim memiliki dasar/landasan hidup Tauhid kepada Allah, fungsi/peran dalam kehidupan berupa ibadah, dan menjalankan kekhalifahan, dan bertujuan untuk meraih Ridha serta Karunia Allah SWT. Islam yang mulia dan utama itu akan menjadi kenyataan dalam kehidupan di dunia apabila benar-benar diimani, difahami, dihayati, dan diamalkan oleh seluruh pemeluknya (orang Islam, umat Islam) secara total atau kaffah dan penuh ketundukan atau penyerahan diri. Dengan pengamalan Islam yang sepenuh hati dan sungguh-sungguh itu maka terbentuk manusia muslimin yang memiliki sifat-sifat utama: a. Kepribadian Muslim, b. Kepribadian Mu’min, c. Kepribadian Muhsin dalam arti berakhlak mulia, dan d. Kepribadian Muttaqin.
Setiap muslim yang berjiwa mu’min, muhsin, dan muttaqin, yang paripuma itu dituntut untuk memiliki keyakinan (aqidah) berdasarkan tauhid yang istiqamah dan bersih dari syirk, bid’ah, dan khurafat; memiliki cara berpikir (bayani), (burhani), dan (irfani); dan perilaku serta tindakan yang senantiasa dilandasi oleh dan mencerminkan akhlaq al karimah yang menjadi rahmatan li-‘alamin.
Dalam kehidupan di dunia ini menuju kehidupan di akhirat nanti pada hakikatnya Islam yang serba utama itu benar-benar dapat dirasakan, diamati, ditunjukkan, dibuktikan, dan membuahkan rahmat bagi semesta alam sebagai sebuah manhaj kehidupan (sistem kehidupan) apabila sungguh–sungguh secara nyata diamalkan oleh para pemeluknya. Dengan demikian Islam menjadi sistem keyakinan, sistem pemikiran, dan sistem tindakan yang menyatu dalam diri setiap muslim dan kaum muslimin sebagaimana menjadi pesan utama risalah da’wah Islam.
Manusia itu mengalami beberapa macam versi kehidupan. Versi kehidupan tersebut didasarkan pada hubungan antara ruh dan jasad sesuai dengan apa yang telah dijelaskan oleh para ulama. Versi-versi kehidupan tersebut diantaranya adalah, Kehidupan Alam Rahim, dalam versi kehidupan ini, manusia mengalami proses hidup, tumbuh dan berkembang dalam kandungan ibu, sebuah alam kehidupan yang sangat terbatas. Kehidupan Alam Dunia, Kehidupan dunia adalah versi kehidupan lanjutan dari kehidupan alam rahim. Ia merupakan versi kehidupan yang lebih sempurna dan lebih baik dari kehidupan alam rahim. Kehidupan Alam Kubur, Kehidupan alam kubur adalah kehidupan yang didominasi oleh ruh. Sementara jasad hampir tak memiliki pengaruh sama sekali. Kehidupan Alam Akhirat, Kehidupan akhirat adalah kehidupan yang sempurna, karena disitulah letak keabadian kehidupan manusia
Wahyu yang diterima oleh Rasulullah telah menyingkap akan ada lagi bagi manusia sambungan hidup sesudah mati yang bernama hidup akhirat. Hidup ditaraf yang lebih tinggi. Bagi Khaliq yang menjadikan langit dan bumi dan semua yang ada diantaranya, bagi Khaliq yang mampu menumbuhkan hidup dan menghentikan hidup dialam ini terus menerus, Sesungguhnya bukanlah barang yang sulit untuk membangkitkan hidup yang baharu disebelah sananya dari mati itu. Sebagai babakan kedua dari hidup yang satu. Kehidupan akhirat adalah kehidupan yang sempurna, karena disitulah letak keabadian kehidupan manusia. Sebuah kehidupan tanpa kematian, dan segala hukum di dunia tidak berlaku. Kemudian, kehidupan akhirat juga memiliki perbedaan yang signifikan dengan kehidupan dunia. Kehidupan dunia adalah kehidupan yang bercampur antara kebaikan (kebahagiaan) dan keburukan (kesedihan). Sedangkan akhirat adalah kehidupan yang adil dengan memisahkan antara kebaikan dan keburukan. Dalam kehidupan akhirat, setiap kebaikan (kebahagiaan) ditempatkan di tempat yang baik (yakni, surga) dan setiap keburukan (kesedihan) ditempatkan di tempat yang buruk (yakni, neraka). Sehingga, tak sedetik pun penghuni surga yang merasakan kesedihan di dalamnya. Dan penduduk neraka tak sedetik pun merasakan kebahagiaan di dalamnya. Dalam Al- Qur’an Allah SWT berfirman yang artinya” Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (QS. Al-An’am: 32)
Kebahagiaan di akhirat adalah kebahagiaan yang abadi (karena tidak mengandung kematian).
“Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 82)
Dan kesengsaraan di akhirat adalah kesengsaraan yang abadi (karena tidak mengandung kematian).
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-A’raf: 36). 
B.     Dalil- Dalil tentang Adanya Kehidupan Setelah Kematian/ Alam Akhirat
Adapun yang menjadi dalil akan adnya kehidupan akhirat, yaitu firman Allah dalam Al- Qur’an yaitu:
            öNs9urr& (#÷rttƒ y#øŸ2 äÏö7ムª!$# t,ù=yø9$# ¢OèO ÿ¼çnßÏèム4 ¨bÎ) šÏ9ºsŒ n?tã «!$# ׎Å¡o ÇÊÒÈ
            Artinya:” Tidakkah mereka perhatikan, bagaimana Allah memulai ciptaan- Nya. Kemudian diulangi-Nya kembali; sesungguhn ya hal itu bagi Allahmudah belaka”.(Al- Ankabut: 19).
$tBur ÍnÉ»yd äo4quysø9$# !$u÷R$!$# žwÎ) ×qôgs9 Ò=Ïès9ur 4 žcÎ)ur u#¤$!$# notÅzFy$# }Îgs9 ãb#uquptø:$# 4 öqs9 (#qçR$Ÿ2 šcqßJn=ôètƒ ÇÏÍÈ
Artinya: Dan kehidupn di duni ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhny negeri akhirat itulah kehidupan yang sbenarnya, sekiranya mereka mengetahui.
tbqä9qà)uŠ|¡sù `tB $tRßÏèム( È@è% Ï%©!$# öNä.tsÜsù tA¨rr& ;o§tB 4
Artinya;” Mereka akan bertanya: Siapakah yang akan mengembalikan kita?” Katakanlah: “Yang menjadikan kamu pertama kali”. ( Bani Israil: 51)
>uŽŸÑur $oYs9 WxsWtB zÓŤtRur ¼çms)ù=yz ( tA$s% `tB ÄÓ÷ÕムzN»sàÏèø9$# }Édur ÒOŠÏBu ÇÐÑÈ
Artinya; Dan dia membuat perumpamaan bagi kami dan mrlupakan asal kejadian-nya ; dia berkata; Siapakah yang dapat  menghidupkan tulang- belulang yang telah hancur luluh”(Yaasin: 79).
ö@è% $pkŽÍósムüÏ%©!$# !$ydr't±Sr& tA¨rr& ;o§tB ( uqèdur Èe@ä3Î/ @,ù=yz íOŠÎ=tæ ÇÐÒÈ
Atinya:Kataknlah (Muhammad),”yang akan menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.”(Yasiin: 79).
Ï%©!$# Ÿ@yèy_ /ä3s9 z`ÏiB ̍yf¤±9$# ÎŽ|Ø÷zF{$# #Y$tR !#sŒÎ*sù OçFRr& çm÷ZÏiB tbrßÏ%qè? ÇÑÉÈ
Artinya: yaitu(Allah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau, maka seketika it kmu nyalakan (api) dari kay itu.”(Yaasiin:80)
}§øŠs9urr& Ï%©!$# t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur AÏ»s)Î/ #n?tã br& t,è=øƒs Oßgn=÷WÏB 4 4n?t/ uqèdur ß,»¯=yø9$# ÞOŠÎ=yèø9$# ÇÑÊÈ
Artinya: “ Dan bukankah (Allah) yang menciptakan langit dan bumi, mampu menciptakan kembali yang serupa itu (jasad mereka yang sudah hancur itu)?Benar, dan Dia Mha Pencipta, Maha Mengetahui Yaasiin: 81)
(#qä9$s%ur $tB }Ïd žwÎ) $uZè?$uŠym $u÷R9$# ßNqßJtR $uøtwUur $tBur !$uZä3Î=ökç žwÎ) ã÷d¤$!$# 4 $tBur Mçlm; y7Ï9ºxÎ/ ô`ÏB AOù=Ïæ ( ÷bÎ) öLèe žwÎ) tbqZÝàtƒ ÇËÍÈ
Artinya: Dan mereka itu berkata:”kehidupan ini tidk lsin hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati, kita hidup, dan tidak ada yang mebinasakan kita slain masa.” Tetapi mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu, mereka hanyala mendugga- duga saja ( jatsiyaah: 24)
tA$s% þÎoTÎ) ߃Íé& ÷br& y7ysÅ3Ré& y÷nÎ) ¢ÓtLuZö/$# Èû÷ütG»yd #n?tã br& ÎTtã_ù's? zÓÍ_»yJrO 8kyfÏm ( ÷bÎ*sù |MôJyJø?r& #\ô±tã ô`ÏJsù x8ÏZÏã ( !$tBur ߃Íé& ÷br& ¨,ä©r& šøn=tã 4 þÎTßÉftFy bÎ) uä!$x© ª!$# šÆÏB tûüÅsÎ=»¢Á9$# ÇËÐÈ
Artinya:”Berkatalah dia (Syu'aib): "Sesungguhnya Aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun Maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, Maka Aku tidak hendak memberati kamu. dan kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang- orang yang baik”(Qashas; 27)
$¨B öNä3à)ù=yz Ÿwur öNä3èW÷èt/ žwÎ) <§øÿuZŸ2 >oyÏnºur 3 ¨bÎ) ©!$# 7ìÏÿxœ ÅÁt/ ÇËÑÈ
Artinya: .  Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja[1184]. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Melihat.( Luqman: 28)

óOs9r& ts? ¨br& ©!$# ßkÏ9qムŸ@ø©9$# Îû Í$yg¨Y9$# ßkÏ9qãƒur u$yg¨Y9$# Îû È@øŠ©9$# t¤yur }§ôJ¤±9$# tyJs)ø9$#ur @@ä. ü̍øgs #n<Î) 9@y_r& wK|¡B žcr&ur ©!$# $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ׎Î7yz ÇËÒÈ
“Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(Luqman; 29)

Dari abu musa Al asyariy ra ia berkata ; rasulullah saw bersabda; jika hari kiamat tiba, Alloh akan memberi untuk orang islam masing-masing seorang yahudi atau seorang nasrani seraya berfirman,; Inilah tebusanmu dari neraka;
dalam riwayat lain dikatakan; Dari abu musa Al asariy ra; dari nabi saw b eliau bersabda; kelak di hari kiamat orang - orang islam datang dengan membawa dosa sebesar gunung kemudian Alloh memberi ampunan kepada mereka (HR Muslim )

  

















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam makalah ini yaitu:
·         Dalam kehidupan akhirat, setiap kebaikan (kebahagiaan) ditempatkan di tempat yang baik (yakni, surga) dan setiap keburukan (kesedihan) ditempatkan di tempat yang buruk (yakni, neraka). Sehingga, tak sedetik pun penghuni surga yang merasakan kesedihan di dalamnya. Dan penduduk neraka tak sedetik pun merasakan kebahagiaan di dalamnya.
·         Ayat yang menerangkan tentang kehidupan akhirat yaitu terdapat dalam surat al- Ankabut ayat 19 yang artinya:” Tidakkah mereka perhatikan, bagaimana Allah memulai ciptaan- Nya. Kemudian diulangi-Nya kembali; sesungguhn ya hal itu bagi Allahmudah belaka”.surat aal- Ankabut ayat 64, surat al- isra ayat 61, Yasin 78- 81, dan lain- lain.
B.     Saran
Berdasarkan atas uraian diatas, maka penulis menyarankan hendaknya sebagai seeorang muslim kita wajib mempercayai adanya akhirat sebagai tempat tinggal kita yang sebenarnya, dan hendaklah kita melakukan segala pentah Allah dan menjauhi segala larangannya dan mengerjakan kebaikan dengan hati yang tulus dan ikhlas semata- mata kaarena Allah SWT.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar