Jumat, 06 Juli 2012

sejarah bani umayyah


BAB I
PENDAHULUAN

A.)    Latar Belakang
          Umat islam telah melewati sejarah yang sangat panjang, dengan kepemimpinan utama yang dipegang oleh Rasulullh saw, yang kemudian digantikan oleh para sahabat (khulafaur rasyidah), lalu kemudian daulah umayyah, dan daulah abbasiyah. Awal kedaulatan bagi kedaulatan Bani Umayyah adalah sepeninggal Khalifah Ali ibn Abi Thalib, yang mana gubenur Syam tampil sebagai pemimpin Islam yang kuat. Muawiyah ibn Abu Sufyan ibn Harb yang dulunya gubenur Syam, menggantikan posisi Ali ibn Abi Thalib sebagai pemimpin Islam dengan cara yang bisa dibilang curang, yang waktu itu berawal dari negosiasi antara pihak Khalifah Ali ibn Abi Thalib yang diwakili oleh Abu Musa Al-Asy’ari dengan pihak Muawiyyah yang diwakilkan oleh Amr bin Ash. Dari hasil negosiasi keduanya menghasilkan kesepakatan untuk menjatuhkan Khalifah Ali ibn Abi Thalib dan Muawiyyah, kemudian setelah itu dipilihlah seorang khalifah yang baru. Sebagai orang tertua, Abu Musa Al-Asy’ari yang mengawali dalam mengumumkan hasil negosiasi tersebut.namun berbeda halnya dengan Abu Musa Al-Asy’ari, Amr bin Ash justru mengumumkan untuk menjatuhkan Khalifah Ali ibn Abi Thalib tetapi menolak untuk menjatuhkan Muawiyyah, dengan kata lain Amr bin Ash mendukung pengangkatan Muawiyyah sebagai pemipin yang menggantikan Khalifah Ali ibn Abi Thalib.           

B.)     Rumusan Masalah
                        Adapun masalah yang hakan ndibahas dalam makalah ini yakni:
1)     Bagaimana munculnya daulah Umayyah?
2)     Kemajuan apa yang telah dicapai pada masa pemerintahan daulahUmayyah?
3)     Apa penyebab runtuhnya daulah bani umayyah?




BAB II
PEMBAHASAN

A.)  Kelahiran Bani Umayyah
Sebutan Daulah Umayyah berasal dari nama “Umayyah ibn ‘abdi Syam Ibn Abdi Manaf, salah seorang pemimpin suku Quraisy pada zaman Jahiliyah. Bani Umayyah baru masuk Islam setelah Nabi Muhammad saw. berhasil menaklukkan kota mekkah (Fathu Makkah). Sepeninggal Rasulullah, Bani Umayyah sesungguhnya menginginkan jabatan pengganti Rasul (khalifah), tetapi mereka belum berani menampakkan cita-citanya itu pada masa Abu Bakar dan Umar.[1] Baru setelah Umar meninggal, yang penggantinya diserahkan kepada hasil musyawarah enam orang sahabat, Bani Umayyah menyokong pencalonan Usman secara terang-terangan, hingga akhirnya Usman terpilih. Sejak saat itu mulailah meletakkan dasar-dasar untuk menegakkan Khilafah Umayyah. Pada masa pemerintahan Usman inilah Mu’awiyah mencurahkan segala tenaganya untuk memperkuat dirinya, dan menyiapkan daerah Syam sebagai pusat kekuasaannya di kemudian hari.

Berbeda dengan sebelumnya dalam penamaan pemerintahan, Bani Umayyah tidak memakai kata khalifah, melainkan memakai kata daulah. Secara bahasa memiliki arti kerajaan atau dinasti
Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi perbedaan sistem pemerintahan, salah satu indikasinya tampak dalam cara memilih pucuk kepemimpinan yaitu monarchi (dengan menunjuk anaknya sebagai putera mahkota), sedangkan pada masa sebelumnya (khulafa rasyidin) pemilihan pemimpin dilakukan dengan pemilihan secara umum dengan melibatkan ahlul halli wal ‘aqd
Bani Umayyah artinya keturunan Umayyah. Umayyah adalah seorang pemuka Qurays pada zaman Jahiliyah. Nama lengkapnya Umayyah bin Abd Syams bin Abd Manaf. Abd Syams adalah saudara dari Hasyim. Umayyah segenerasi dengan Abdul Muthalib bin Hasyim, kakek Nabi Muhammad SAW dan Ali bin Abi Thalib.
Sebelum Islam datang, keturunan Abd Syams dan Hasyim bukanlah dua kubu yang berlawanan. Keduanya hidup berdampingan, masing-masing memiliki peran penting pada masa Jahiiliyah. Sama-sama keturunan Qusay bin Kilab. Kerajaan Bani Umayyah didirikan oleh Mu’awiyah Bin Abu Sufyan padatahun 41 H/661 M di Damaskus dan berlangsung hingga pada tahun 132H/750M. Muawiyah bin Abu Sufyan adalah seorang politisi handal dimana pengalaman politiknya sebagai gubernur Syam pada masa khalifah Utsman bin Affan cukup mengantar dirinya mampu mengambil alih kekuasaan dari genggaman keluarga Ali bin Abi Thalib. Tepatnya setelah Husein putra Ali binThalib dapat dikalahkan oleh Umayyah.
Kekhalifahan Muawiyah ini diperoleh melalui kekerasan, diplomasi, dantipu daya , tidak dengan pemilihan suara terbanyak.[2] Hal ini berbeda dengan proses pemilihan kepala Negara pada masa sebelumnya, yang diniliai cukup demokrasi. Dia memang tetap menggunakan istilah khalifah, namun dia memberikan interprestasi baru dari kata-kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebutnya “Khalifah Allah” dalam pengertian “penguasa” yang diangkat oleh Allah.Keberhasilan Muawiyah mendirikan Dinasti Umayyah bukan hanya akibatdari kemenangan terbunuhnya Khalifah Ali, akan tetapi ia memiliki basis rasional yang solid bagi landasan pembangunan politiknya dimasa depan.Adapun faktor keberhasilan tersebut adalah:
·       Dukungan yang kuat dari rakyat Syria dari keluarga Bani Umayyah.
·       Sebagai administrator, Muawiyah mampu berbuat secara bijak dalam menempatkan para pembantunya pada jabatan-jabatan penting.
·       Muawiyah memiliki kemampuan yang lebih sebagai negarawan sejati,bahkan mencapai tingkat hilm sifat tertinggi yang dimiliki oleh parapembesar Mekkah zaman dahulu, yang mana seorang manusia hilm sepertiMuawiyah dapat menguasai diri secara mutlak dan mengambil keputusan-keputusan yang menentukan, meskipun ada tekanan dan intimidasi.Adapun raja-raja yang berkuasa pada dinasti Umayyah I ini berjumlah 14,
antara lain :
1.     Mu’awiyah I bin Abi Sufyan (41-61H/661-680M)
2.     Yazid bin Mu’awiyah (61-64H/680-683M)
3.     Mu’awiyah II bin Yazid (64-65H/683-684M)
4.     Marwan bin Hakam (65-66H/684-685M)
5.     Abdul Malik bin Marwan (66-86H/685-705M)
6.     Al-Walid bin Abdul Malik (86-97H/705-715M)
7.     Sulaiman bin Abdul Malik (97-99H/715-717M)
8.     Umar bin Abdul Azis (99-102H/717-720M)
9.     Yazid bin Abdul Malik (102-106H/720-724M)
10.  Hisyam bin Abdul Malik (106-126H/724-743M)
11.  Al-Walid II bin Yazid (126-127H/743-744M)
12.  Yazid III bin Walid(127H/744M)
13.  Ibrahim bin Malik (127H/744M)
14.  Marwan II bin Muhammad (127-133H/744-750M)
B.)    Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Bani Umayyah
Dijaman Muawiyah, Tunisia dapat ditaklukkan. Disebelah timur, Muawiyah dapat menguasai daerah Khurasan sampai kesungai Oxus dan Afganistan sampai ke Kabul. Angkatan lautnya melakukan serangan-serangan ke Ibu Kota Bizantium, Konstantinopel. Ekspansi ke timur yang dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh Khalifah Abd Al-Malik, dia menyeberangi sungai Oxus dan dapat berhasil menundukkan Baikh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand. Mayoritas penduduk dikawasan ini kaum Paganis. Pasukan islam menyerang wilayah Asia Tengah pada tahun 41H / 661M. pada tahun 43H / 663M mereka mampu menaklukkan Salistan dan menaklukkan sebagian wilayah Thakaristan pada tahun 45H / 665M. Mereka sampai kewilayah Quhistan pada tahun 44H / 664M. Abdullah Bin Ziyad tiba dipegunungan Bukhari. Pada tahun 44H / 664M para tentaranya datang ke India dan dapat menguasai Balukhistan,Sind, dan daerah Punjab sampai ke Maitan.
Ekspansi kebarat secara besar-besaran dilanjutkan dijaman Al-Walid Ibn Abd Abdul Malik (705M-714M). Masa pemerintahan Walid adalah masa ketentraman, kemakmuran dan ketertiban. Umat islam merasa hidup bahagia, tidak ada pemberontakan dimasa pemerintahanya. Dia memulai kekuasaannya dengan membangun Masjid Jami’ di Damaskus. Masjid Jami’ ini dibangun dengan sebuah arsitektur yang indah, dia juga membangun Kubbatu Sharkah dan memperluas masjid Nabawi, disamping itu juga melakukan pembangunan fisik dalam skala besar.
Pada masa pemerintahannya terjadi penaklukan yang demikian luas, penaklukan ini dimulai dari Afrika utara menuju wilayah barat daya, benua eropa yaitu pada tahun 711M. Setelah Al Jazair dan Maroko dapat ditaklukkan, Tariq Bin Ziyad pemimpin pasukan islam dengan pasukannya menyebrangi selat yang memisahkan antara Maroko dengan Benua Eropa dan mendarat disuatu tempat yang sekarang dikenal nama Bibraltar (Jabal Tariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan, dengan demikian Spanyol menjadi sasaran ekspansi.
Selanjutnya Ibu Kota Spanyol Kordova dengan cepatnya dapat dikuasai, menyusul setelah itu kota-kota lain seperti Sevi’e, Elvira, dan Toledo yang dijadikan ibu kota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Kordova. Pasukan islam memperoleh dukungan dari rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa. Pada masa inilah pemerintah islam mencapai wilayah yang demikian luas dalam rentang sejarahnya, dia wafat pada tahun 96H / 714M dan memerintah selama 10 tahun.
Dijaman Umar Ibn Ab Al-Aziz masa pemerintahannya diwarnai dengan banyak Reformasi dan perbaikan. Dia banyak menghidupkan dan memperbaiki tanah-tanah yang tidak produktif, menggali sumur-sumur baru dan membangun masjid-masjid. Dia mendistribusikan sedekah dan zakat dengan cara yang benar hingga kemiskinan tidak ada lagi dijamannya. Dimasa pemerintahannya tidak ada lagi orang yang berhak menerima zakat ataupun sedekah. Berkat ketaqwa’an dan kesalehannya, dia dianggap sebagai salah seorang Khulafaur Rasyidin. Penaklukan dimasa pemerintahannya pasukan islam melakukan penyerangan ke Prancis dengan melewati pegunungan Baranese mereka sampai ke wilayah Septomania dan Profanes, lalu melakukan pengepungan Toulan sebuah wilayah di Prancis. Namun kaum muslimin tidak berhasil mencapai kemenangan yang berarti di Prancis. sangat sedikit terjadi perang dimasa pemerintahan Umar. Dakwah islam marak dengan menggunakan nasehat yang penuh hikmah sehingga banyak orang masuk islam, masa pemerintahan Umar Bin Abd Aziz terhitung pendek.
Dijaman Hasyim Ibn Abd Al-Malik (724-743M) pemerintahannya dikenal dengan adanya perbaikan-perbaikan dan menjadikan tanah-tanah produktif. Dia membangun kota Rasyafah dan membereskan tata administrasi. Hasyim dikenal sangat jeli dalam berbagai perkara dan pertumpahan darah. Namun dia dikenal sangat kikir dan pelit. Penaklukan dimasa pemerintahannya yang dipimpin oleh Abdur Rahman Al-Ghafiqi. Ia mulai dengan menyerang Bordeau, Poitiers, dari sana ia mencoba menyerang Tours. Namun dalam peperangan yang terjadi diluar kota Tours, Al-Ghafiqi terbunuh, dan tentaranya mundur kembali ke Prancis pada tahun 114H / 732M. peristiwa penyerangan ini merupakan peristiwa yang sangat membahayakan Eropa.
Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik ditimur maupun barat. Wilayah kekuasaan islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika utara, Syiria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan Purkmenia, Ulbek, dan Kilgis di Asia Tengah.
Meskipun keberhasilan banyak dicapai dinasti ini, namun tidak berarti bahwa politik dalam negeri dapat dianggap stabil. Muawiyah tidak mentaati isi perjanjiannya dengan Hasan Ibn Ali ketika dia naik tahta yang menyebutkan bahwa persoalan pergantian pemimpin setelah Muawiyah diserahkan kepada pemilihan umat islam. Deklarasi pengangkatan anaknya Yazid sebagai putra mahkota menyebabkan munculnya gerakan-gerakan oposisi dikalangan rakyat yang mengakibatkan terjadinya perang saudara beberapa kali dan berkelanjutan.
Adapun kemajuan lain yang peradaban masa umayyah ini yakni:
1.      Politik / Pemerintahan / Militer
a)      Politik
Kondisi perpolitikan pada masa awal Daulah Bani Umayyah cenderung stabil. Muawiyah dengan kemampuan politiknya mampu meredam gejolak-gejolak yang terjadi. Hingga ia mengangkat anaknya Yazid menjadi penggantinya, barulah terjadi pergolakan politik.
Di antara kebijakan politik yang terjadi pada masa Daulah Bani Umayyah adalah terjadinya pemisahan kekuasaan antara kekuasaan agama (spritual power) dengan kekuasaan politik. Amirul Mu’minin hanya bertugas sebagai khalifah dalam bidang politik. Sedangkan urusan agama diurus oleh para ulama.

b)   Pemerintahan
1)     Perubahan Sistem PemerintahanBentuk pemerintahan Muawiyah berubah dari Theo-Demokrasi menjadi monarchi (kerajaan/dinasti) sejak ia mengangkat anaknya Yazid sebagai Putera Mahkota. Kebijakan ini dipengaruhi oleh tradisi yang terdapat di bekas wilayah kerajaan Bizantium.
2)     SentralistikDaulah Bani Umayyah menerapkan konfederasi propinsi. Dalam menangani propinsi yang ada, Muawiyah menggabung beberapa wilayah menjadi satu propinsi. Setiap gubernur memilih Amir. Amir bertanggung jawab lansung kepada khalifah.
3)     Administrasi pemerintahan Setidaknya ada empat diwan (departemen) yang berdiri pada Daulah Bani Umayyah, yaitu:
Ø  Diwan Rasail. Departemen ini mengurus surat-surat negara kepada gubernur dan pegawai di berbagai wilayah
Ø  Diwan Kharraj. Departemen ini mengurus tentang perpajakan. Dikepalai oleh Shahibul Kharraj yang bertanggung jawab lansung kepada khalifah
Ø  Diwan Jund. Departemen ini mengurus tentang ketentaraan negara. Ada juga yang menyebut dengan departemen perperangan.
Ø  Diwan Khatam. Departemen ini disebut juga departemen pencatat. Setiap peraturan yang dikeluarkan disalin pada sebuah register kemudian disegel dan dikirim ke berbagai wilayah.
4)   Lambang Negara. Muawiyah menetapkan bendera merah sebagai lambang negara di mana sebelumnya pada masa Khulafa Rasyidin belum ada. Bendera merah ini menjadi ciri khas Daulah Bani Umayyah
5)   Bahasa Resmi Administrasi Pemerintahan. Pada pemerintahan Abd Malik, bahasa Arab dijadikan bahasa resmi administrasi pemerintahan.
c)   Militer
1)     Undang-undang Wajib MiliterDaulah Bani Umayyah memaksa orang untuk masuk tentara dengan membuat undang-undang wajib militer (Nizham Tajnid Ijbary). Mayoritas adalah berasal dari orang Arab.[3]
2)     Futuhat/Ekspansi (Perluasan Daerah)
Perluasan ke Asia kecil dilakukan Muawiyah dengan ekspansi ke imperium Bizantium dengan menaklukkan pulau Rhodes dan Kreta pada tahun 54 H. Setelah 7 tahun, Yazid berhasil menaklukkan kota Konstantinopel
Perluasan ke Asia Timur, Muawiyah menaklukkan daerah Khurasan-Oxus dan Afganistan-Kabul pada tahun 674 M. Pada zaman Abd Malik, daerah Balkh, Bukhara, Khawarizan, Ferghana, Samarkand dan sebagian india (Balukhistan, Sind, Punjab dan Multan). Perluasan ke Afrika Utara, dikuasainya daerah Tripoli, Fazzan, Sudan, Mesir (670 M).
Perluasan ke barat pada zaman Walid mampu menaklukkan Jazair dan Maroko (89 H). Tahun 92 H Thariq bin Ziyad sampai di Giblaltar (Jabal Thariq). Tahun 95 H Spanyol dikuasai. Cordova terpilih menjadi ibukota propinsi wilayah Islam di Spanyol.

2.      Ekonomi dan Perdagangan
a)      Sumber Pendapatan dan Pengeluaran Pemerintah
Sumber uang masuk pada zaman Daulah Bani Umayyah sebagiannya diambil dari Dharaib yaitu kewajiban yang harus dibayar oleh warga negara. Namun, pada masa Umar bin Abdul Aziz, pajak untuk non muslim dikurangi, sedangkan jizyah bagi muslim dihentikan. Kebijakan ini mendorong non muslim memeluk agama Islam.
Adapun pengeluaran pemerintah dari uang masuk tersebut adalah sebagai berikut:
1)      Gaji pegawai, tentara dan biaya tata usaha negara
2)      Pembangunan pertanian termasuk irigasi dan penggalian terusan
3)      Ongkos bagi terpidana dan tawanan perang
4)      Perlengkapan perang
5)      Hadiah bagi sastrawan dan ulama

b)     Mata Uang
Pada masa Abd Malik, mata uang kaum muslimin dicetak secara teratur. Pembayaran diatur dengan menggunakan mata uang ini.
3.      Sosial Kemasyarakatan
a)     Panti Sosial Penyandang CacatKetika Walid naik tahta, ia menyediakan pelayannan khusus. Orang cacat diberi gaji. Orang buta diberikan penuntun. Orang lumpuh disediakan perawat.
b)     Arab dan Mawali
Masyarakat dunia Islam begitu luas sedangkan orang-orang Arab merupakan unsur minoritas. Meskippun demikian, mereka memegang peranan penting secara sosial. Muslim Arab menganggap bahwa mereka lebih baik dan lebih pantas memegang kekuasaan dari muslim non Arab. Muslim non Arab kala itu disebut Mawali.
Mulanya mawali adalah budak tawanan perang yang dimerdekakan. Belakangan istilah mawali diperuntukan bagi semua muslim non Arab

4.      Pendidikan. Daulah menyediakan tempat-tempat pendidikan antara lain:
a)     Kuttab merupakan tempat anak-anak belajar menulis dan membaca, menghafal Alquran serta belajar pokok-pokok ajaran Islam
b)     Masjid Pendidikan di masjid merupakan lanjutan dari kuttab.
c)     Arabisasi. Gerakan penerjemahan ke dalam bahasa Arab (arabisasi buku) pada masa Marwan gencar dilakukan.
d)     Baitul Hikmah. merupakan gedung pusat kajian dan perpustakaan.
5.      Kesenian
a)     Majelis Sastra Majelis sastra adalah tempat atau balai pertemuan untuk membahas kesusasteraan dan juga tempat berdiskusi mengenai urusan politik yang disiapkan dan dihiasi dengan hiasan yang indah.
b)     Arsitektur, Dalam bidang seni arsitektur, para khalifah mendukung perkembangannya, seperti pembuatan menara pada periode Muawiyah, kubah ash-Shakhra pada periode Abd Malik.
6.      Pemikiran dan Filsafat,
Alam pemikiran zaman Daulah Bani Umayyah relatif berkembang pesat. Indikasinya adalah lahirnya Khawarij dan Murjiah, Jabariyah dan Qadariyah, serta Mu’tazilah. Aliran pemikiran ini tumbuh bak jamur di musim hujan.
7.      Pemahaman Keagamaan,
Pemahaman keagamaan, khususnya di bidang Fiqh, terdapat dua golongan yaitu Ahlu Ra’yi dan al-Hadis. Ahlu Ra’yi mengembangkan hukum Islam dengan menggunakan analogi atau qiyas. Sedangkan al-Hadis lebih berpegang kepada nash-nash, bahkan mereka tidak akan memberikan fatwa jika tidak ada ayat Alquran dan Hadis yang menjelaskannya.
Pada priode ini juga lahir sejumlah mujtahid fiqh. Di antaranya adalah lahirnya mazhab Imam Abu Hanifah di Irak dan Imam Malik bin Anas di Madinah.

C.)  Faktor penyebab Runtuhnya Daulah Umayyah
Ada beberapa faktor yang menyebabkan dinasti bani umayyah lemah dan membawanya pada kehancuran. Faktor- faktor itu antara lain:
1)               Sistem pergantian khilafah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru bagi tradisi Arab yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas.
2)               Latar belakang terentuknya dinasti bani umayyah tidak bisa dipisahkan dari konfllik- konflik politik yang terjadi di masa Ali.
3)               Pada masa kekuasaan bani umayyah pertentangan etnis antara suku Arabia utara( bani qays)dan Arabia selatan (bani kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum islam makinmmeruncing.
4)               Sikap hidup mewah dilingkungan istana sehingga anak- anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan.
5)               Munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan Abbas ibn Abd Al- Muthalib.[4]

















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
                        Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu:
·       Kerajaan Bani Umayyah didirikan oleh Mu’awiyah Bin Abu Sufyan padatahun 41 H/661 M di Damaskus dan berlangsung hingga pada tahun 132H/750M. Masa khalifah Utsman bin Affan cukup mengantar dirinya mampu mengambil alih kekuasaan dari genggaman keluarga Ali bin Abi Thalib. Tepatnya setelah Husein putra Ali binThalib dapat dikalahkan oleh Umayyah.Kekhalifahan Muawiyah ini diperoleh melalui kekerasan, diplomasi, dantipu daya , tidak dengan pemilihan suara terbanyak. Hal ini berbeda dengan proses pemilihan kepala Negara pada masa sebelumnya, yang diniliai cukup demokrasi.
·       Adapun kemajuan peradaban yang dicapai diantaranya yakni: Dalam bidang filsafat Alam pemikiran zaman Daulah Bani Umayyah relatif berkembang pesat. Indikasinya adalah lahirnya Khawarij dan Murjiah, Jabariyah dan Qadariyah, serta Mu’tazilah. Aliran pemikiran ini tumbuh bak jamur di musim hujan. Adapun dalam bidang sosial kemasyarakatan daulah umayyah mendirikan panti sosial penyandang cacat.
·       Penyebab runtuhnya daulah in yakni:

Ø  Sistem pergantian khilafah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru bagi tradisi Arab yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas.
Ø  Latar belakang terentuknya dinasti bani umayyah tidak bisa dipisahkan dari konfllik- konflik politik yang terjadi di masa Ali. Pada masa kekuasaan bani umayyah pertentangan etnis antara suku Arabia utara( bani qays)dan Arabia selatan (bani kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum islam makinmmeruncing.
B.    Saran
      Adapun saran dari penulis yakni agar sebagai generasi muda, hendaknya kita mengambil contoh yang baik yang telah dicontohkan pemerintahan yang dahulu, ketika umat islam mencapai masa kejayaannya.






















DAFTAR PUSTAKA

Yatim, Badri.Sejarah Peradaban Islam.Jakarta; PT Raja Grafindo Persada.2007
Al Hikam Malang Jl. Cengger Ayam 25 : Pesantren Mahasiswa yang Santri & Santri yang Mahasiswa

















MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM
PERADABAN ISLAM DINASTI UMAYYAH


stain-kendari.gif










Oleh
HARDANIA                           NURHIDAYAH
10 03 01 01 012                      10 03 01 01 010
DAKWAH/ KPI II                 DAKWAH/ KPI II

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SULTAN QAIMUDDIN
KENDARI
2012



[1](http://rachmatfatahillah.blogspot.com/2011/12/sejarah-dan-peradaban-islam-masa-bani_06.html Al Hikam Malang Jl. Cengger Ayam 25 : Pesantren Mahasiswa yang Santri & Santri yang Mahasiswa

[2] Badri Yatim, Sejarah peradaban islam (Jakarta:  PT  Raja Grafindo,2007),h.42.
[4] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.2007).h,48