Kamis, 28 Maret 2013

Doktrin dan Kepercayaan dalam Islam









MAKALAH
DOKTRIN dan KEPERCAYAAN dalam ISLAM

stain-kendari.gif

Untuk Mememnuhi Tugas Individu
Pada Matakuliah Metode Studi Islam
Oleh
HARDANIA
10 03 01 01 012
KPI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SULTAN QAIMUDDIN KENDARI
2012











BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dizaman modern seperti sekarang ini, ada begitu banyak pengaruh yang masuk setiap kenegara- negara didunia, tidak terkecuali dengan negara yang berpenduduk mayoritas Muslim seperti Indonesia. Perkembangan IPTEK yang semakin berkembang menjadikan kita semakin ingin mengetahui bagaimana perkembangan yang dialami oleh negara- negara maju yang ada di luar sana misalnya pada negara adidaya yang mana mereka merupakan mayoritas non muslim. Ada begitu banyak faham yang disebarkan dan mulai dianut oleh banya negara misalnya liberalisme yang selalu menjadi keinginan banyak orang. Keinginan untuk memperoleh kebebasan dalam berkarya, berekspresi, maupun mengeluarkan pendapat. Terkadang keinginan ini seolah semakin jauh dari ajaran Islam yang dianut dan norma yang berlaku.
Didalam Islam dikenal yang namanya rukun iman, yang menjadi dasar dari Islam itu sendiri. Rukun iman sendiri terdiri atas 6 yakni iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Iman kepada hari kiamat, dan Iman kepada qadha dan qadar. Ke-6 rukun iman ini menjadi landasan dan tolak ukur seorang muslim dalam berprilaku, maupun bersikap. Konsekuensi dari rukun iman ini yakni adanya aplikasi akan apa yang telah kita yakini. Iman kepada Allah tidak berarti hanya percaya kepada Allah tetapi juga percaya akan apa- apa yang diciptakan dan ditetapkan oleh Allah SWT. Percaya akan nabi dan rasul yang diutusnya dan menjadika kitab al- Qur’an sebagai pedoman dan tolak ukur dalam melakukan sesuatu, apakah sesuai denga aturan Allah ataukah melanggar aturab tersebut.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah defenisi iman kepada Allah?
2.      Mengapakah mustahil untuk menemukan zat Allah?
3.      Bagaimanakah argumen keberadaan Allah?
4.      Bagaimanakah iman kepada Malaikat, Kitab dan Rasul?


BAB II
PEMBAHASAN
Doktrin dan Kepercayaan dalam Islam
      Doktrin berasal kata inggris “ doctrine ” yang berarti ajaran norma yang diambil dari wahyu yang diturunkan Tuhan, atau  pemikiran mendalam dan filosofis yang diyakini mengandung kebenaran.
A.    Iman Kepada Allah
Iman kepada Allah adalah Doktrin utama dalam islam yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Kata” iman”  berasal dari bahasa Arab, yanng menurut pengertian bahasa berarti “kepercayaan” (faith). Beriman kepada Allah berarti[1]:
1.      Percayadengan sepenuh hati akan eksistensi Tuhan dan keesaannya serta sifat- sifat- Nya yang serba sempurna.
2.      Mengikuti tanpa reserve petunjuk/ tuntunan/ bimbingan Tuhan dan Rasul- Nya yang tersebut dalam Al- Qur’an dan Hadis- hadis Nabi.
3.      Menjalankan ibadah sesuai dengan tuntunan Al- Qur’an dan sunah
B.     Kemustahilan Menemukan Zat Allah
Kebenaran mutlak( absolut) tidak memerlukan bukti adanya seperti orang percaya  akan adanya nyawa/ jiwa, aliran listrik dan sebagainya. Adanya Tuhan merupakan kebenaran mutlak yang harus diyakini dan tidak perlu dubuktika adanya Zat Tuhan. Bahkan hal ini dilarang oleh agama berdasarka hadis nabi dari Ibnu Abas  yang artinya” Fikirkanlah tentang ciptaan/ makhluk Allah, dan janganlah kamu memikirkan tentang Allah( zatnya), karena sesungguhnya Kamu tidak sekali- kali akan mampu mencapainya.Yang perlu dibuktikan adalah adanya Allah bukan adanya zat- Nya.
 Allah adalah Maha Esa, baik dalam zat, sifat maupun perbuatan. Esa dalam zat artinya Allah itu tidak tersusun dari beberapa bagian yang terpotong- potong dan Dia pun tidak mempunyai sekutu. Esa dalam sifat berarti bahwa tak seorangpun yang memiliki sifat- sifat yang dimiliki oleh Allah. Dan Esa dalam perbuatan( af’al) ialah bahwa tidak ada seorangpun yang mampu mengerjakan sesuatu yang menyerupai perbuatan Allah. Allah dengan sifat rahman dan rahim- Nya telah membekali manusia dengan akal dan pikiran untuk digunakan dalam menjalankan kehidupannya. Manusia dapat mencapai taraf kehidupan yang mulia melalui akal pikiranya; sebaliknya manisiapun dapat terpuruk kekehidupan yang hina melalui akalnya. Akal, sekalipun telah dipergunakan dengan sungguh- sungguh, keberadaanya tetap dalam ruang lingkup yang terbatas. Artinya, ada sejumlah persoalan yang tidak dapat deselesaikan oleh akal. Salah satu yang tidak dapat diselesaikan oleh akal ialah zat Allah.[2]
Dalam AL- Qur’an Allah berfirman :


Artinya:” Allah tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata,sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Di-lah yang Maha halus lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. al-an’am(6): 103).
C.    Argumen Keberadaan Allah
Ada tiga teori yang menjelaskan asal kejadian alam semesta ini, yang menjelaskan keberadaan Tuhan.[3]
1.      Paham yang mengatakan bahwa alam semesta ini ada dari yang tidak ada( creatio ex-nihilo). Ia terjadi dengan sendirinya,
2.      Paham yang mengatakan bahwa alam ini berasal dari sel( jauhar) yang merupakan inti.
3.      Paham yang mengatakan bahwa alam semesta itu ada yang menciptakan.
Teori yang pertama adalah teori yang sudah sangat tidak relevan yang dapat dibantah yakni oleh  teori sebab akibat. Dengan tori ini maka dapat disimpulkan alam semesta ini tidak akan ada kecuali ada yang menciptkannya. Al-Farabi dengan teori emanasi-nya mengatakan alam semseta ini adalah hasil pancaran dari wujud kesebelas atau akal kesepuluh. Jika diurut secara vertikal, maka akal kesepuluh itu secara hirarki adalah kelanjutan darimakal-akal sebelumnya yang pada asalnya berasal dari akal yang pertama yakni Tuhan.
Teori yang kedua mengatakan bahwa alam semesta berasal dari sel. Sayid Sabiq melihatnya toeri ini lebih sesat dari teori yang pertama karena tidak mungkin sel dapat membangun dan memperindah sesuatu dengan sendiri hingga menjadi alam semesta ini.
 Dan teori yang ketiga mengatakan bahwa semesta berasal dari yang menciptakan bersesuaian dengan akal sehat manusia. Maka dari itu teori yang ketiga ini dapat diterima, namun adalah masalah yang muncul dalam akal sehat yaitu siapakah yang menciptakan alam semesta ini? Menurut  Islam yang menciptakan alam semsta ini yaitu Allah. Hal itu menyatakan bahwasanya Allah itu ada. Ada beberapa argumen yang menguatkan pernyataan dari teori  ini diantaranya argumen kosmologi,ontologis, argumen teleologis,argumen moral,dan argumen epitemologis. Argumen ontologis seperti yang diangkat oleh Plato yakni  alam ini pasti mempunyai idea. Idea adalah konsep universal dari sesuatu. Idea merupakan dasar adanya sesuatu. Ia berada di alamnya sendiri yaitu alam idea yang bersifat kekal.
Dengan argumen teleologis artinya diatur menurut tujuan-tujuan tertentu. Alam dalam pandangan argumen ini ialah alam ini tersusun dari bagian-bagian yang erat sekali hubungannya. Bagian tersebut saling berhubungan dan saling bekerja sama atau berevolusi dengan memiliki tujuan tertentu. Penggerak alam sehingga berevolusi adalah zat yang maha sempurna, zat yang lebih tinggi dari alam itu sendiri.

Dalam al- Qur’an terdapat beberapa ayat yang menjelaskan bahwa Tuhan itu benar- benar ada. Adapun ayat- ayat tersebut diantaranya:
            Surat al- Zumar: 62- 63
“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. Kepunyaan- Nya-lah ( perbendaharaan ) langit dan bumi. Dan orang- orang yang kafir terhadap ayat- ayat Allah, mereka itulah orang- orang yang merugi.”
Surat Ath-Thalaq ayat 12
“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.”

D.    Iman KepadanMalaikat, Kitab dan Rasul
Ø  Iman kepada Malaikat
Malaikat atau terkadang disebut al-mala’ al-a’la adalah makhluk Allah yang diciptakan dari An-Nuur. Malaikat dicipatakan dari cahaya, jin dari nyala api dan Adam dari tanah. Malaikat termasuk makhluk rohani yang bersifat gaib mereka disucikan dari syahwat kebinatangan yang terhindar dari keinginan hawa nafsu yang bersifat materil. Karena malaikat dicptakan dari cahaya maka malaikat itu merupakan immaterial being( bukan makhluk yang berupa material).[4] Karena malaikat itu immaterial being maka sangat masuk akal bila ia dapat merubah bentuk dan rupanya sesuai dengan yang dikehendaknya atas izin Allah. Sebagaimana Jibril pernah menjelma menjadi manusia pada waktu ia diutud oleh Allah untuk memberitahukan Maryam bahwa Allah akan menganugerahkan kepadanya seorang anak laki- laki yang suci, yaitu Isa a.s.
. Menurut Fazlur Rahman malaikat adalah makhluk langit yang mengabdi kepada Allah yang masing-masing mempnyai tugas yang berbeda[5]. Antara malaikat yang satu dengan yang lainnya memilki beberapa perbedaan, seperti kedudukan dan pangkat yang hanya diketahui oleh Allah SWT. Beriman kepada malaikat ialah percaya bahwa Allah mempunyai makhluk yang dinamai “malaikat” yang tidak pernah durhaka kepada-Nya dan senantiasa taat menjalankan tugas yang dibebankan denga sebaik- baiknya. Malaikat merupakan makhluk Tuhan yang gaib yang tidak dapat dilihat, diraba, dan dirasakan keberadaannya.
Tugas malaikat itu ada yang dikerjakan dialam ruh dan ada pula dialam dunia.Tugas malaikat dialam ruh adalah menyucikan atau bertasbih serta taat dan patuh sepenuhnya kepada Allah swt( Q.s al- A’Raf: 206 dan Q.s az-Zumar: 75), memikul ‘arsy (Q.s al- mu’min: 7 dan al- Haqqah: 17), memberi salam pada ahli surga( Q.s al-Rad: 23-24) dan menyiksa para ahli neraka( Q.s Tahrim: 6).Didalam al- Qur’an terdapat banyak ayat yang menerangkan tentang malaikat, baik nama- namanya, tugas, maupun sifat fisiknya. Diantara malaikat yang disebut namanya secara jelas dan tugasnya yaitu:[6]
1.      Jibril bertugas untuk menyampaikan wahyu kepada para Nabi dan Rasul-Nya.
2.      Malaikat Mikail yang bertugas memberi rizki / rejeki pada manusia.
3.      Malaikat Israfil yang memiliki tanggung jawab meniup terompet sangkakala di waktu hari kiamat.
4.      Malaikat Izrail yang bertanggungjawab mencabut nyawa.
5.      Malikat Munkar yang bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal perbuatan manusia di alam kubur.
6.      Malaikat Nakir yang bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal perbuatan manusia di alam kubur bersama Malaikat Munkar.
7.      Malaikat Raqib / Rokib yang memiliki tanggung jawab untuk mencatat segala amal baik manusia ketika hidup.
8.      Malaikat Atid / Atit yang memiliki tanggungjawab untuk mencatat segala perbuatan buruk / jahat manusia ketika hidup.
9.      Malaikat Malik yang memiliki tugas untuk menjaga pintu neraka.
10.  Malaikat Ridwan yang berwenang untuk menjaga pintu sorga / surga
Sifat Fisik Malaikat
Berikut ini  sebagian dari sifat- sifat sifat fisik malaikat yang terdapat dalam al-Qu:’an:[7]
  • Kuatnya fisik mereka
 Allah Ta`ala berfirman tentang keadaan neraka (yang artinya), “Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS. Tahrim: 6)Panas api neraka, yang membuat besi dan batu meleleh, tidak membahayakan mereka.Demikian juga dengan Malakul jibal (Malaikat gunung), dimana dia menawarkan kepada Rasulullah  shallallahu `alaihi wa sallam untuk menabrakkan dua gunung kepada sebuah kaum yang mendurhakai beliau. Kemudian beliau menolak tawaran tersebut.
  • Mempunyai sayap
Allah Ta`ala berfirman yang artinya: “Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fathiir: 1)
  • Tidak membutuhkan makan dan minum
Allah Ta`ala berfirman yang artinya: “Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: “Selamat.” Ibrahim menjawab: “Selamatlah,” maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata: ‘Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-ma]aikat) yang diutus kepada kaum Luth.’” (QS. Huud: 69 – 70)As Suyuthi rahimahullah berkata: “Ar-Razi dalam tafsirnya mengatakan bahwa para ulama sepakat bahwasanya malaikat tidak makan, tidak minum, dan juga tidak menikah.”
Menurut Syaikh DR. Muhammad bin `Abdul Wahhab al-`Aqiil, bahwa “Dalil-dalil dari al-Qur`an, as-sunnah dan ijma` (kesepakatan) kaum muslimin (tentang malaikat) menunjukkan bahwa:[8]
  • Malaikat merupakan salah satu makhluk di antara makhluk-makhluk ciptaan Allah.
  • Allah menciptakan mereka untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana Allah menciptakan jin dan manusia juga untuk beribadah kepada-Nya semata.
  • Mereka adalah makhluk yang hidup, berakal, dan dapat berbicara.
  • Malaikat hidup di alam yang berbeda dengan alam jin dan manusia. Mereka hidup di alam yang mulia lagi suci, yang Allah memilih tempat tersebut di dunia karena kedekatannya, dan untuk melaksanakan perintah-Nya, baik perintah yang yang bersifat kauniyyah, maupun syar`iyyah.
Iman kepada malaikat mempunyai pengaruh positif dan manfaat yang besar bagi kehidupan seseorang, antara lain sebagai berikut:
1.      Berusaha untuk melakukan amalan- amalan ibadah sunah pada waktu- waktu tertentu karena yakin bahwa pada waktu tersebut akan ada banyak malaikat yang mendoakannya.
2.       Sifat malaikat yang selalu patuh dan tak pernah membangkang pada peintah Allah menjadikan kita untuk dapat menirunya.
3.       Merasa takut bermaksiat karena meyakini berbagai tugas malaikat seperti
mencatat perbuatannya, mencabut nyawa dan menyiksa di naar.
4.      Cinta kepada malaikat karena kedekatan ibadahnya kepada Allah SWT, dan
karena mereka selalu membantu dan mendoakan kita.

Ø  Iman kepada Kitab
Kitab yaitu kumpulan wahyu Allah yang disampaikan kepada para rasul untuk diajarkan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Beriman kepada kitab- kitab Allah berarti percaya bahwa Allah telah menurunkan beberapa kitab-Nya kepada beberapa Rasul-Nya untuk menjadi pegangan dan pedoman hidup guna mencapai kebahagiaan hidup di Dunia dan di Akhirat.
Kitab yang diturunkan oleh Allah banyaknya menurut jumlah Rasul-Nya. Namun hanya ada 4 buah kitab yang disebut secara konkrit dalam al- Qur’an, yaitu:
1.      Taurat, yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s. Firman Allah: Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada ) petunjuk dan cahaya(yang menerangi)”….( Q.S Al-Ma’idah: 44)
2.      Zabur, diturunkan kepada Nabi Daud a.s. Firman Allah swt.:
Artinya: “Dan kami berikan Zabur kepada Daud a.s“(al-Isra’ : 55)
3.      Injil, yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s. Firman Allah SWT yang Artinya: “Dan Kami telah memberikan kepadanya (Isa) kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)” …(al-Maidah 46)
4.      Al- Qur’an, yang diturunkan kepada Nabu Muhammad SAW. Allah SWT berfirman: Artinya: “Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu…(al-Maidah : 48)
Semua kitab Allah, baik keempat kitab yang tersebut diatas, maupun kitab yang lainnya mempunyai prinsip ajaran yang sama, yaitu mengajak manusia kejalan yang benar, dan memberi petunjuk pada manusia untuk mendapatkan kebahagiaan di Dunia maupun di Akhirat.
Sebagaimana firman Allah dalam surat an- Nahl ayat 36 yaitu:


Artinya:
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap- tiap umat untuk menyerukan: “sembahlah Allah saja dan janganlah Thaghut menyembah selain Allah.”
      Jika ada perbedaan diantara kitab- kitab Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya mengenai ajaran dalam bidang syariat baik mengenai ibadah maupun mengenai muamalah adalah untuk disesuaikan dengan umat yang dihadapinya.
Keistimewaan kitab suci al-Quran
 Adapun yang menjadi keistimewaan al- Qur’an bila dibanding dengan kitab-kitab lain yang diturunkan sebelumnya adalah sebagai berikut[9]:
1.       Al-Quran sebagai kitab suci yang terakhir dan terjamin keasliannya. Al-Quran sebagai kitab suci yang terakhir selalu dijaga kemurnian dan keasliannya oleh Allah swt. sampai akhir zaman. firman Allah swt.:Artinya: “Sesungguhnya kamilah yang menurunkan al-Quran dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”(al-hijr:9)
2.      Isi kandungan al- Qur’an paling lengkap dan sempurna. Isi al-Quran mencakup segala aspek kehidupan manusia.
3.      Al-Quran tidak dapat ditiru dan dimasuki oleh ide-ide manusia yang ingin menyimpangkannya karena Allah swt. yang selalu memeliharanya. Allah swt. Berfirman:Artinya: “Katakanlah, sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al-Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia. Sekalipun sebahagian mereka menjadi pembantu bagi sebahagian yang lainnya.”( Qs.al-Isra’88)
4.      Al-Quran isinya sesuai dengan perkembangan zaman, berlaku sepanjang masa dan untuk seluruh umat manusia.
5.      Membaca dan mempelajari isi al-Quran adalah ibadah. .Masih banyak keistimewaan al-Quran dibanding dengan kitab-kitab sebelumnya.
Sabda Rasulullah saw yang artinya: “atas engkau membaca al-Quran adalah cahaya bagimu dibumi dan simpananmu dilangit.”(HR. Ibn Majah)
Pengaruh iman kepada kitab- kitab Allah pada kehidupan seseorang
Umat Islam tidak hanya diwajibkan untuk beriman kitab sucinya yaitu al-Qur’an, tetapi juga diwajibkann untuk beriman pada kitab- kitab terdahulu yakni Taurat, Zabur, Injil, meskipun kitab- kitab Allah selain al- Qur’an sudah tidak asli lagi. Tetapi iman kepada kitab- kitab Allah mempunyai himmah diantaranya:
1.      Mendidik umat Islam untuk bersikap toleransi terhadap pemeluk agama lain untuk meciptakan kerukunan hidup antar umat beragama, sebagaimana firman Allah dalam surat al- Baqarah: 256. Artinya: Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam.
2.      Memberikan keyakinan pada umat Islam bahwa al- Qur’an adalah kitab penerus dan pelengkap kitab yang pernah diturunkan sebelumnya dan paling lengkap untuk dijadikan sebagai pedoman untuk mencapai kebahagiaan hidup di Dunia dan Akhirat.
Ø  Iman kepada Nabi dan Rasul
Secara bahasa , Rasul ( inggris: messenger, apostle ) adalah orang yang diutus. Artinya ia diutus untuk menyampaikan berita rahasia, tanda-tanda yang akan datang, dan misi atau risalah.[10] secara termonologi Rasul adalah orang yang diutus oleh Allah SWT untuk memyampaikan kepada ummatnya.. Nabi adalah manusia pilihan yang di beri wahyu oleh Allah SWT untuk dirinya sendiri tetapi tidak wajib menyampaikan pada umatnya. Dengan demikian seorang rasul pasti nabi tetapi nabi belum tentu rasul. Iman kepada rasul berarti percaya bahwa Allah telah memilih diantara manusia, beberapa orang yang bertindak sebagai utusannya.
Iman kita kepada nabi dan Rasul cukup secara global, artinya kita hanyawajib percaya bahwa Allah telah mengutus beberapa nabi dan Rassul sebelum nabi Muhammad, tetapi kita tidak wajib mengetahui berapa jumlah seluruhnya, siapa nama- namanya, dan dimana mereka bertugas masing- masing.
Dalam hadis Ahmad bin Hanbal dalam kitab musnadnya bahwa jumlah nabi sektar 124.000 orang dan jumlah Rasul ada 315 orang. Namun hadis ini bukanlah hadis mutawatir, dan tidak kuat untuk dijadikan pegangan dalam bidang akidah. Allah berfirman dalam al- Qur’an surat al- mukmin ayat 78, artinya:” Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, diantara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan dianttara mereka ada( pula) yang tidak kami ceritakan kepadamu.” Didalam al-Qur’an hanya diterangkan 25 Nabi dan Rasul yang wajib kita imani dan ketahui., Yakni:[11]
Nabi Adam a.s                        NabiIdrisa.s                             Nabi Nuh a.s
Nabi Hud a.                           Nabi Saleh a.s                         Nabi Ibrahim a.s
Nabi Lut a.s                            Nabi Ismail a.s                        Nabi Ishaq a.s
Nabi Ya'kub a.s                       Nabi Yusuf a.s                                    Nabi Ayyub a.s
Nabi Syu'aib a.s                      Nabi Musa a.s                         Nabi Harun a.s
Nabi Zulkifli a.s                      Nabi Dawud a.s                      Nabi Sulaiman a.s
Nabi Ilyas a.s                          Nabi Alyasa' a.s                     Nabi Yunus a.s
Nabi Zakaria a.s                      Nabi Yahya a.s                        Nabi Isa a.s    
Nabi Muhammad saw

Sifat- Sifat
Semua nabi dan Rasul bersifat maksum( terjaga/ terhindar dari perbuatan dosa). Karena sifat maksum inilah sehingga setiap nabi dan rasul  mempunyai 4 sifat utama, yakni[12]
1.      Sidiq yakni benar tau jujur dalam semua ucapan, dan perbuata/ tingkah laku
2.      Amanah, yakni terpercaya dan terpelihara dari segala macam dosa, cacat dan tingkah laku yang dapat merendahkan derajadnya sebaga manusia teladan dan pilihan Allah.
3.      Tbligh yakni menyampaikan wahyu/amanat Allah yang diterimanya denga seger, sekalipun wahyu itu mungkin bersifat teguran/ koreksi terhadap tingkah laku/ kebijaksanaannya yang tidak berkenan bagi Allah.
4.      Fathanah yakni cerdas, pandai dan bijaksana.
Iman kepada Nabi dan rasul mempunyai dampak positif, sebagaimana iman kepada Malaikat. Adapun dampak positif bagi kehidupan seseorang yaitu:
1.      Mendidik orang  muslim agar bersifat toleransi terhadap pemeluk agama lain untuk menciptakan kerukunan hidup antar umat beragama, bermasyarakat, maupun bernegara.
2.      Memberikan keyakina pada orang muslim bahwa semua nabi dan Rasul mempunyai misi suci yang sama, yakni mengajak manusia untuk beriman dan beribadah hanya untuk Allah serta beramal untuk mencari keridhaan-Nya. Dan bahwa Nabi Muhammad merupakan Nabi terakhir yang bertugas untuk menjadipedoman hidup seluruh umat manusia sepanjang masa.






BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
                     ·            Iman kepada Allah adalah Percayadengan sepenuh hati akan eksistensi Tuhan dan keesaannya serta sifat- sifat- Nya yang serba sempurna. Mengikuti tanpa reserve petunjuk/ tuntunan/ bimbingan Tuhan dan Rasul- Nya yang tersebut dalam Al- Qur’an dan Hadis- hadis Nabi. Menjalankan ibadah sesuai dengan tuntunan Al- Qur’an dan sunah
                     ·            Adanya Tuhan merupakan kebenaran mutlak yang harus diyakini dan tidak perlu dubuktika adanya Zat Tuhan. Bahkan hal ini dilarang oleh agama berdasarka hadis nabi dari Ibnu Abas  yang artinya” Fikirkanlah tentang ciptaan/ makhluk Allah, dan janganlah kamu memikirkan tentang Allah( zatnya), karena sesungguhnya Kamu tidak sekali- kali akan mampu mencapainya.Yang perlu dibuktikan adalah adanya Allah bukan adanya zat- Nya. 
                     ·            Ada tiga teori yang menjelaskan asal kejadian alam semesta ini, yang menjelaskan keberadaan Tuhan.
1.      Paham yang mengatakan bahwa alam semesta ini ada dari yang tidak ada( creatio ex-nihilo). Ia terjadi dengan sendirinya,
2.      Paham yang mengatakan bahwa alam ini berasal dari sel( jauhar) yang merupakan inti.
3.      Paham yang mengatakan bahwa alam semesta itu ada yang menciptakan.
Beriman kepada malaikat ialah percaya bahwa Allah mempunyai makhluk yang dinamai “malaikat” yang tidak pernah durhaka kepada-Nya dan senantiasa taat menjalankan tugas yang dibebankan denga sebaik- baiknya. Beriman kepada kitab- kitab Allah berarti percaya bahwa Allah telah menurunkan beberapa kitab-Nya kepada beberapa Rasul-Nya untuk menjadi pegangan dan pedoman hidup guna mencapai kebahagiaan hidup di Dunia dan di Akhirat. Iman kita kepada nabi dan Rasul cukup secara global, artinya kita hanyawajib percaya bahwa Allah telah mengutus beberapa nabi dan Rassul sebelum nabi Muhammad, tetapi kita tidak wajib mengetahui berapa jumlah seluruhnya, siapa nama- namanya, dan dimana mereka bertugas masing- masing.
B.     Saran
Berkaitan dengan materi ini maka secara pribadi penulis menyarankan agar sebagai seorang muslim hendaklah kita berusaha untuk memperkuat keimanan kita, sehingga dengan kuatnya keimanan kita dan keyakinan kita terhadap rukun iman maka kita dapat mengaplikasikan apa- apa yang menjadi larangan maupun perintah dari Allah SWT.














DAFTAR PUSTAKA
http://artikel-mak.blogspot.com/2009/11/doktrin-kepercayaan-dalam-islam.html
2012 pukul 13: 15
Munir dan Sudarsono, Dasar- Dasar Agama Islam ( Jakarta: PT. Rineka Cipta,2001)
Nata, Abuddin, AL-Quran dan Hadis ( Jakarta: .PT Raja Grafindo Persada, 1993).
Zuhdi, Masjfuk,Studi Islam Jilid I: Akidah( Jakarta: Rajawali  Pers,1988).


[1] Masjfuk Zuhdi, Studi Islam Jild I: Akidah(Jakarta: cv. Rajawali,1988 ),hal.,11.
[2] Abuddin Nata, AL-Quran dan Hadis ( Jakarta: .PT Raja Grafindo Persada, 1993).hal.,110
[3]  Ibid.,111

[4]Ibid.,hal 27
[5].Abuddin Nata, .AL-Quran dan Hadis (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993) hal,. 115
[8]Ibid.,
[9] http://paismpn4skh.wordpress.com/2010/02/03/iman-kepada-kitab-kitab-allah-swt/ akses tanggal 2 -12-2012
[10]http://artikel-mak.blogspot.com/2009/11/doktrin-kepercayaan-dalam-islam.html

[11]Munir dan Sudarsono, Dasar- Dasar Agama  Islam( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), hal.,27-28
[12]Ibid 28