BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Islam sebagai agama
merupakan ajaran yang lengkap yang menjelaskan proses hidup, sejak awal
penciptaan manusia, kemudian memasuki alam rahim, lalu alam dunia, alam kubur,
hingga kemudian msampai pada alam yang akhir yaitu alam akhirat. Alam akhirat
merupakan alam gaib yang tidak ada satu orangpun yang tahu pasti tentang
akhirat. Adapun gambaran dari akhirat itu sendiri kita dapatkan dari hadist
Rasulullah saw setelah beliau melaksanakan isra mikraj. Selain itu, gambaran
tentang alam akhirat juga kita dapatkan dari kitab suci Al- Qur’an yang merupakan kitab suci agama islam yang
berisikan kfirman- firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Rasulullah Muhammad
saw.
Kehidupan akhirat
merupakan kehidupan yang pasti adanya dan wajib diyakini oleh setia mu’min.
Akhirat merupakan tempat dimana manusia akan berada setelah hari akhir, yaitu
hari kiamat yang menjadi tempat pembalasan atas setiap amal ibadah yang telah
kita lakukan selama hidup di dunia. Kehidupan akhirat akan memberikan balasan
atas setiap kebaikan yang pernah kita lakukan selama hidup di dunia dan juga
akan memberikan balasan atas setia keburukan dan dosa yang pernah kita lakukan,
bahkan seberat biji zarahpun kebaikan atau dosa yang pernah kita lakukan akan
mendapatkan balasan. Sungguh kehidupan akhirat adalah kekhidupan yang pasti
adanya.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka yang menjadi masalah dan akan dipaparkan dalam makalah
in yaitu:
1.
Bagaimana kehidupan akhirat dalam pandangan islam?
2.
Bagaiman dalil yang menguatkan akan adanya kehidupan akhirat?
BAB II
PEMBAHASAN
Pandangan
Islam tentang Kehidupan Akhirat
A.
Kehidupan Akhirat
Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada
para Rasul, sebagai hidayah dan rahmat Allah bagi umat manusia sepanjang masa,
yang menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spirituil, duniawi dan ukhrawi.
Agama Islam, yakni Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad sebagai Nabi
akhir zaman, ialah ajaran yang diturunkan Allah yang tercantum dalam Al-Quran
dan Sunnah Nabi yang shahih (maqbul) berupa perintah-perintah,
larangan-larangan, dan petunjuk-petunjuk untuk kebaikan hidup manusia di dunia
dan akhirat. Ajaran Islam bersifat menyeluruh yang satu dengan lainnya tidak
dapat dipisah-pisahkan meliputi bidang-bidang aqidah, akhlaq, ibadah, dan
mu’amalah duniawiyah.
Islam adalah agama untuk penyerahan diri
semata-mata kepada Allah, Agama semua Nabi-nabi, Agama yang sesuai dengan
fitrah manusia, Agama yang menjadi petunjuk bagi manusia, Agama yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan sesama, Agama yang
menjadi rahmat bagi semesta alam. Islam satu-satunya agama yang diridhai Allah
dan agama yang sempurna. Dengan beragama Islam maka setiap muslim memiliki
dasar/landasan hidup Tauhid kepada Allah, fungsi/peran dalam kehidupan berupa
ibadah, dan menjalankan kekhalifahan, dan bertujuan untuk meraih Ridha serta
Karunia Allah SWT. Islam yang mulia dan utama itu akan menjadi kenyataan dalam
kehidupan di dunia apabila benar-benar diimani, difahami, dihayati, dan
diamalkan oleh seluruh pemeluknya (orang Islam, umat Islam) secara total atau
kaffah dan penuh ketundukan atau penyerahan diri. Dengan pengamalan Islam yang
sepenuh hati dan sungguh-sungguh itu maka terbentuk manusia muslimin yang
memiliki sifat-sifat utama: a. Kepribadian Muslim, b. Kepribadian Mu’min, c.
Kepribadian Muhsin dalam arti berakhlak mulia, dan d. Kepribadian Muttaqin.
Setiap muslim yang berjiwa mu’min, muhsin, dan
muttaqin, yang paripuma itu dituntut untuk memiliki keyakinan (aqidah)
berdasarkan tauhid yang istiqamah dan bersih dari syirk, bid’ah, dan khurafat;
memiliki cara berpikir (bayani), (burhani), dan (irfani);
dan perilaku serta tindakan yang senantiasa dilandasi oleh dan mencerminkan akhlaq
al karimah yang menjadi rahmatan li-‘alamin.
Dalam kehidupan di dunia ini menuju kehidupan di
akhirat nanti pada hakikatnya Islam yang serba utama itu benar-benar dapat
dirasakan, diamati, ditunjukkan, dibuktikan, dan membuahkan rahmat bagi semesta
alam sebagai sebuah manhaj kehidupan (sistem kehidupan) apabila sungguh–sungguh
secara nyata diamalkan oleh para pemeluknya. Dengan demikian Islam menjadi
sistem keyakinan, sistem pemikiran, dan sistem tindakan yang menyatu dalam diri
setiap muslim dan kaum muslimin sebagaimana menjadi pesan utama risalah da’wah
Islam.
Manusia itu mengalami beberapa macam versi
kehidupan. Versi kehidupan tersebut didasarkan pada hubungan antara ruh dan
jasad sesuai dengan apa yang telah dijelaskan oleh para ulama. Versi-versi
kehidupan tersebut diantaranya adalah, Kehidupan Alam Rahim, dalam versi
kehidupan ini, manusia mengalami proses hidup, tumbuh dan berkembang dalam
kandungan ibu, sebuah alam kehidupan yang sangat terbatas. Kehidupan Alam
Dunia, Kehidupan dunia adalah versi kehidupan lanjutan dari kehidupan alam
rahim. Ia merupakan versi kehidupan yang lebih sempurna dan lebih baik dari
kehidupan alam rahim. Kehidupan Alam Kubur, Kehidupan alam kubur adalah
kehidupan yang didominasi oleh ruh. Sementara jasad hampir tak memiliki
pengaruh sama sekali. Kehidupan Alam Akhirat, Kehidupan akhirat adalah
kehidupan yang sempurna, karena disitulah letak keabadian kehidupan manusia
Wahyu yang diterima oleh Rasulullah telah menyingkap akan
ada lagi bagi manusia sambungan hidup sesudah mati yang bernama hidup akhirat.
Hidup ditaraf yang lebih tinggi. Bagi Khaliq yang menjadikan langit dan bumi
dan semua yang ada diantaranya, bagi Khaliq yang mampu menumbuhkan hidup dan
menghentikan hidup dialam ini terus menerus, Sesungguhnya bukanlah barang yang
sulit untuk membangkitkan hidup yang baharu disebelah sananya dari mati itu.
Sebagai babakan kedua dari hidup yang satu. Kehidupan akhirat adalah kehidupan yang sempurna, karena disitulah letak
keabadian kehidupan manusia. Sebuah kehidupan tanpa kematian, dan segala hukum
di dunia tidak berlaku. Kemudian, kehidupan akhirat juga memiliki perbedaan
yang signifikan dengan kehidupan dunia. Kehidupan dunia adalah kehidupan yang
bercampur antara kebaikan (kebahagiaan) dan keburukan (kesedihan). Sedangkan
akhirat adalah kehidupan yang adil dengan memisahkan antara kebaikan dan
keburukan. Dalam kehidupan akhirat, setiap kebaikan (kebahagiaan) ditempatkan
di tempat yang baik (yakni, surga) dan setiap keburukan (kesedihan) ditempatkan
di tempat yang buruk (yakni, neraka). Sehingga, tak sedetik pun penghuni surga yang merasakan kesedihan di
dalamnya. Dan penduduk neraka tak
sedetik pun merasakan kebahagiaan di dalamnya. Dalam Al- Qur’an Allah
SWT berfirman yang artinya” Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari
main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik
bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (QS. Al-An’am:
32)
Kebahagiaan di akhirat adalah kebahagiaan yang
abadi (karena tidak mengandung kematian).
“Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh,
mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 82)
Dan kesengsaraan di akhirat adalah kesengsaraan
yang abadi (karena tidak mengandung kematian).
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami
dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka
kekal di dalamnya.” (QS.
Al-A’raf: 36).
B.
Dalil- Dalil tentang Adanya Kehidupan Setelah Kematian/
Alam Akhirat
Adapun yang menjadi
dalil akan adnya kehidupan akhirat, yaitu firman Allah dalam Al- Qur’an yaitu:
öNs9urr& (#÷rttƒ y#ø‹Ÿ2 ä—ωö7ムª!$# t,ù=y‚ø9$# ¢OèO ÿ¼çn߉‹Ïèム4 ¨bÎ) šÏ9ºsŒ ’n?tã «!$# ׎šo„ ÇÊÒÈ
Artinya:”
Tidakkah mereka perhatikan, bagaimana
Allah memulai ciptaan- Nya. Kemudian diulangi-Nya kembali; sesungguhn ya hal
itu bagi Allahmudah belaka”.(Al- Ankabut: 19).
$tBur ÍnÉ‹»yd äo4qu‹ysø9$# !$u‹÷R‘$!$# žwÎ) ×qôgs9 Ò=Ïès9ur 4 žcÎ)ur u‘#¤$!$# notÅzFy$# }‘Îgs9 ãb#uqu‹ptø:$# 4 öqs9 (#qçR$Ÿ2 šcqßJn=ôètƒ ÇÏÍÈ
Artinya:
Dan kehidupn di duni ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhny
negeri akhirat itulah kehidupan yang sbenarnya, sekiranya mereka mengetahui.
tbqä9qà)uŠ|¡sù `tB $tR߉‹Ïèム( È@è% “Ï%©!$# öNä.tsÜsù tA¨rr& ;o§tB 4
Artinya;” Mereka akan bertanya: Siapakah yang akan
mengembalikan kita?” Katakanlah: “Yang menjadikan kamu pertama kali”. ( Bani
Israil: 51)
>uŽŸÑur $oYs9 WxsWtB zÓŤtRur ¼çms)ù=yz ( tA$s% `tB ÄÓ÷ÕムzN»sàÏèø9$# }‘Édur ÒOŠÏBu‘ ÇÐÑÈ
Artinya;
Dan dia membuat perumpamaan bagi kami dan mrlupakan asal kejadian-nya ; dia
berkata; Siapakah yang dapat
menghidupkan tulang- belulang yang telah hancur luluh”(Yaasin: 79).
ö@è% $pkŽÍ‹ósムü“Ï%©!$# !$ydr't±Sr& tA¨rr& ;o§tB ( uqèdur Èe@ä3Î/ @,ù=yz íOŠÎ=tæ ÇÐÒÈ
Atinya:Kataknlah
(Muhammad),”yang akan menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama
kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.”(Yasiin: 79).
“Ï%©!$# Ÿ@yèy_ /ä3s9 z`ÏiB Ìyf¤±9$# ÎŽ|Ø÷zF{$# #Y‘$tR !#sŒÎ*sù OçFRr& çm÷ZÏiB tbr߉Ï%qè? ÇÑÉÈ
Artinya:
yaitu(Allah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau, maka seketika
it kmu nyalakan (api) dari kay itu.”(Yaasiin:80)
}§øŠs9urr& “Ï%©!$# t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚö‘F{$#ur A‘ω»s)Î/ #’n?tã br& t,è=øƒs† Oßgn=÷WÏB 4 4’n?t/ uqèdur ß,»¯=y‚ø9$# ÞOŠÎ=yèø9$# ÇÑÊÈ
Artinya: “ Dan
bukankah (Allah) yang menciptakan langit dan bumi, mampu menciptakan kembali
yang serupa itu (jasad mereka yang sudah hancur itu)?Benar, dan Dia Mha
Pencipta, Maha Mengetahui Yaasiin: 81)
(#qä9$s%ur $tB }‘Ïd žwÎ) $uZè?$uŠym $u‹÷R‘‰9$# ßNqßJtR $u‹øtwUur $tBur !$uZä3Î=ökç‰ žwÎ) ã÷d¤$!$# 4 $tBur Mçlm; y7Ï9ºx‹Î/ ô`ÏB AOù=Ïæ ( ÷bÎ) öLèe žwÎ) tbq‘ZÝàtƒ ÇËÍÈ
Artinya: Dan
mereka itu berkata:”kehidupan ini tidk lsin hanyalah kehidupan di dunia saja,
kita mati, kita hidup, dan tidak ada yang mebinasakan kita slain masa.” Tetapi
mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu, mereka hanyala mendugga- duga saja (
jatsiyaah: 24)
tA$s% þ’ÎoTÎ) ߉ƒÍ‘é& ÷br& y7ysÅ3Ré& “y‰÷nÎ) ¢ÓtLuZö/$# Èû÷ütG»yd #’n?tã br& ’ÎTtã_ù's? zÓÍ_»yJrO 8kyfÏm ( ÷bÎ*sù |MôJyJø?r& #\ô±tã ô`ÏJsù x8ωZÏã ( !$tBur ߉ƒÍ‘é& ÷br& ¨,ä©r& šø‹n=tã 4 þ’ÎT߉ÉftFy™ bÎ) uä!$x© ª!$# šÆÏB tûüÅsÎ=»¢Á9$# ÇËÐÈ
Artinya:”Berkatalah
dia (Syu'aib): "Sesungguhnya Aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah
seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan
tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun Maka itu adalah (suatu kebaikan)
dari kamu, Maka Aku tidak hendak memberati kamu. dan kamu insya Allah akan
mendapatiku termasuk orang- orang yang baik”(Qashas; 27)
$¨B öNä3à)ù=yz Ÿwur öNä3èW÷èt/ žwÎ) <§øÿuZŸ2 >oy‰Ïnºur 3 ¨bÎ) ©!$# 7ì‹Ïÿxœ îŽÅÁt/ ÇËÑÈ
Artinya:
. Tidaklah Allah menciptakan dan
membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti
(menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja[1184]. Sesungguhnya Allah Maha
mendengar lagi Maha Melihat.( Luqman: 28)
óOs9r& ts? ¨br& ©!$# ßkÏ9qムŸ@ø‹©9$# ’Îû Í‘$yg¨Y9$# ßkÏ9qãƒur u‘$yg¨Y9$# †Îû È@øŠ©9$# t¤‚y™ur }§ôJ¤±9$# tyJs)ø9$#ur @@ä. ü“Ìøgs† #’n<Î) 9@y_r& ‘wK|¡•B žcr&ur ©!$# $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ׎Î7yz ÇËÒÈ
“Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah
memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan dia
tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang
ditentukan, dan Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”(Luqman; 29)
Dari abu
musa Al asyariy ra ia berkata ; rasulullah saw bersabda; jika hari kiamat tiba,
Alloh akan memberi untuk orang islam masing-masing seorang yahudi atau seorang
nasrani seraya berfirman,; Inilah tebusanmu dari neraka;
dalam
riwayat lain dikatakan; Dari abu musa Al asariy ra; dari nabi saw b eliau
bersabda; kelak di hari kiamat orang - orang islam datang dengan membawa dosa
sebesar gunung kemudian Alloh memberi ampunan kepada mereka (HR Muslim )
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dalam makalah ini yaitu:
·
Dalam kehidupan akhirat, setiap kebaikan (kebahagiaan) ditempatkan di
tempat yang baik (yakni, surga) dan setiap keburukan (kesedihan) ditempatkan di
tempat yang buruk (yakni, neraka). Sehingga, tak sedetik pun penghuni surga yang merasakan kesedihan di
dalamnya. Dan penduduk neraka tak
sedetik pun merasakan kebahagiaan di dalamnya.
·
Ayat yang menerangkan tentang kehidupan akhirat yaitu terdapat dalam
surat al- Ankabut ayat 19 yang artinya:” Tidakkah mereka perhatikan, bagaimana Allah
memulai ciptaan- Nya. Kemudian diulangi-Nya kembali; sesungguhn ya hal itu bagi
Allahmudah belaka”.surat aal- Ankabut ayat 64, surat al- isra ayat 61,
Yasin 78- 81, dan lain- lain.
B.
Saran
Berdasarkan atas
uraian diatas, maka penulis menyarankan hendaknya sebagai seeorang muslim kita
wajib mempercayai adanya akhirat sebagai tempat tinggal kita yang sebenarnya,
dan hendaklah kita melakukan segala pentah Allah dan menjauhi segala
larangannya dan mengerjakan kebaikan dengan hati yang tulus dan ikhlas semata-
mata kaarena Allah SWT.