Sabtu, 23 Maret 2013

Komunikasi Massa dan efeknya


BAB I
PEMBAHASAN
A.    Latar Belakang
Di era globalisasi sekarang ini, telah mengakibatkan terjadinya banyak perubahan pada berbagai aspek kehidupan manusia. Baik aspek ekonomi, sosial, budaya, terlebih perkembangan teknologi informasi. Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin banyaknya penemuan- penemuan yang dihasilkan oleh para ilmuan, telah mengantarkan manusia pada kemudahan dalam berkomunikasi. Perkembangan komunikasi yang dulu hanya dapat di lakukan dengan bertatap muka atau berkirim surat bila orang yang dituju berada di tempat yang berbeda, kininkita dapat berkomunikasi lewat handphone dan tidak perlu menunggu lama untuk mengetahui respon orang yang kita hubungi. Dan dengan perkembangan teknologi komunikasi kini kita dapat menawarkan barang maupun jasa yang kita miliki melalui media massa, baik itu melalui media cetak maupun media elektronik.
Media massa merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Melalui media massa yang semakin banyak berkembang memungkinkan informasi menyebar dengan mudah di masyarakat. Informasi dalam bentuk apapun dapat disebarluaskan dengan mudah dan cepat sehingga mempengaruhi cara pandang, gaya hidup, serta budaya suatu bangsa. Arus informasi yang cepat menyebabkan kita tidak mampu untuk menyaring pesan yang datang. Akibatnya tanpa sadar informasi tersebut sedikit demi sedikit telah mempengaruhi pola tingkah laku dan budaya dalam masyarakat. Kebudayaan yang sudah lama ada dan menjadi tolak ukur masyarakat dalam berperilaku kini hampir hilang dan lepas dari perhatian masyarakat. Akibatnya, semakin lama perubahan-perubahan sosial di masyarakat mulai terangkat ke permukaan.
 Dengan perkembangan media massa khusunya media elektronik juga memungkinkan para da’i maupun da’iah menyampaikan pesan dakwahnya pada masyarakat umum meskipun ia tidak berada ditempat yang sama bersama mad’unya. Dengan menyampaiakn dakwahnya melalui internet, televisi maupun radio semua masyarakat bahkan semua warga negara yang berada di negara lain dapat melihat maupun mendengar isi ceramah yang disampaikan.

B.     Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi masalah dalam makalh ini yaikni:
1.      Bagaimana pengertian dan unsur komunikasi massa?
2.      Bagaimana efek psikologis media massa???
C.     Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yakni agar dapat memahami:
1.      Pengertian dan unsur- unsur komunikassi massa
2.      Mengetahui efek psikologis media massa terhadap masyarakat
















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Komunikasi Massa
Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain".Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan, ide, atau informasi kepada orang lain dengan menggunaka sarana tertentu guna mempengaruhi atau mengubah perilaku penerima pesan. Masssa ialah kumpulan orang banyak, ratusan , ribuan, atau jutaan yang berkumpul untuk sementara karena adanya kepentingan sementara. Definisi paling sederhana dari komunikasi massa diungkapkan oleh Bittner (dalam Rahmat, 2005: 186) ”Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang”. Sedangkan Dominick (1996) mengutarakan bahwa komunikasi massa merupakan sebuah organisasi kompleks yang dengan bantuan dari satu atau lebih mesin membuat dan menyebarkan pesan publik yang ditujukan pada audiens berskala besar serta bersifat heterogen dan tersebar. Ahli psikolog sosial juga mengartikan Komunikasi massa sebagai proses komunikasi yang dilakukan depan khalayak banyak (publik), baik melalui seorang orator pidato, ceramah, tabligh, maupun melalui media massa seperti surat kabar, majalah, televisi, radio, bahkan film sekalipun dapat membentuk satu komunikasi massa. Namun para ahli komunikasi membuat suatu batasan komunikasi massa dapat terjadi bila “hanya” menggunakan media massa saja.
Kumpulan bisa dimaksudkan kumpulan massa dalam satu tempat (stadion misalnya), bisa juga berarti kumpulan secara psikologis. Komunikasi massa atau komunikasi melalui media massa juga dapat dilakukan oleh para pendakwah dalam melaksanakan dakwahnya. Dewasa ini, jenis- jenis media massa sangat banyak jumlahnya antara lain radio, televisi, surat kabar, majalah tabloid, bahkan jaringan informasi melalui internet. Adapun yang menjadi elemen komunikasi massa diantaranya:
1)      Komunikator/da’i adalah yang berperan sebagai pembawa pesan kepada seseorang atau sejumlah orang dapat semisal sebagai pembicara dalam sebuah acara, reporter, fotografer yang memberi pesan melalui hasil gambar yang didapatnya, pemasang iklan, presenter, penulis, dll.
2)      Pesan yaitu  Isi, makna dari pesan yang disampaikan melalui kode berupa lisan, tulisan, foto, musik, film, dll. Merupakan bagian dari unsur komunikasi massa.
3)      Audience yaitu  adalah sasaran bagi para komunikator sebagai pendengar, pembaca, penikmat proses ketika komunikasi sedang berlangsung, dan di dalamnya terdapat audience heterogen (individu yang terdiri dari berbagai suku, paham, dan pemikiran ) yang dapat menghasilkan sebuah efek dari komunikasi massa.
4)      Feed back dalam komunikasi massa tidak dapat di terima secara langsung tetapi mengalami penundaan(delayed)
5)      Gatekeeper yakni yaitu redaktur dari suatu media yang memiliki tugas untuk menyeleksi maupun mengedit suatu berita. Fungsi utama gatekeeper adalah menyaring pesan yang diterima seseorang. Gatekeeper membatasi pesan yang diterima komunikan. Editor surat kabar, majalah, penerbitan juga dapat disebut gatekeepers. Seorang gatekeepers dapat memilih, mengubah, bahkan menolak pesan yang disampaikan kepada penerima.
6)      Pengatur
7)      Filter yakni Khalayak yang heterogen ini akan menerima pesan melalui media sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan, agama, usia, budaya dan sebagainya. Oleh karena itu, pesan itu akan difilter oleh khalayak yang menerimanya

B.     Efek Komunikasi Massa
Umumnya kita lebih tertarik bukan pada apa yang kita lakukan pada media tetapi pada apa yang media lakukan pada kita. Kita ingin tahu bukan untuk apa kita membaca surat kabar untuk menonton televisi, tetapi bagaimana televisi dan surat kabar menambah pengetahuan, mengubah sikap dan menggerakkan prilaku kita, dan hal ini merupakan pengertian efek komunikasi massa. Secara umum, efek media oleh para ahli biasanya diartikan sebagai apa yang terjadi akibat konsekuensi langsung penggunaan media massa, baik yang disengaja maupun tidak disengaja..  Berikut adalah beberapa efek dari komunikasi massa:

a.)    Efek Kehadiran
 Efek kehadiran media massa adalah suatu efek yang berasal dari perlakuan media massa kepada kita.  Disebutkan dalam teori perpanjangan alat indera (sense extension theory) Mc Luhan menyatakan bahwa media adalah perluasan dari alat indera manusia: telepon adalah perpanjangan telinga dann televisi adalah perpanjangan mata..[1] Steven H. Chaffee menyebutkan lima hal tentang efek media massa dari kehadirannya sebagai media fisik.
1.      Efek ekonomis→ Kehadiran media massa menggerakkan berbagai usaha produksi, distribusi, dan konsumsi jasa media massa.
2.       Efek Sosial→ Efek sosial ini berkenaan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial akibat kehadiran media massa.
3.      Efek pada penjadwalan kegiatan→ Dalam penelitian tentang efektelevisi pada masyarakat desa di SULUT Rusdi Muchtar melaporkan ; sebelum ada tv orang biasa pergi tidur sekitar pukul 8. Sesudah ada televisi, banyak diantara mereka sering menonton televisi sampai malam.
4.      Efek pada penyaluran atau penghilangan perasaan tertentu→ sering terjadi bila seseorang menggunakan media untuk menghilangkan perasaan tidak enak, misalnya kesepian, marah, kecewa, Media dipergunakan tanpa mempersoalkan isi pesan yang disampaikan.
5.      Efek pada perasaan orang terhadap media→ Kehadiran media massa juga menumbuhkan perasaan tertentu. Kita memiliki perasaan positif atau negatif pada media tertentu. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada media massa tertentu mungkin erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama media massa tersebut, faktor isi pesan mula-mula amat berpengaruh, tetapi kemudian jenis media itu yang diperhatikan,apa pun yang disiarkannya.

b.)    Efek Kognitif
Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif.  Dengan kata lain, tujuan komunikator hanya berkisar pada upaya untuk memberitahu saja. Menurut Mc. Luhan media massa adalah perpanjangan alat indera kita (sense extention theory; teori perpanjangan alat indera). Dengan media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita lihat atau belum pernah kita kunjungi secara langsung. Realitas yang ditampilkan oleh media massa adalah relaitas yang sudah diseleksi. Kita cenderung memperoleh informasi tersebut semata-mata berdasarkan pada apa yang dilaporkan media massa. Oleh karena itu, muncullah apa yang disebut stereotip, yaitu gambaran umum tentang individu, kelompok, profesi atau masyarakat yang tidak berubah-ubah, bersifat klise dan seringkali timpang dan tidak benar. Sebagai contoh, dalam film India, wanita sering ditampilkan sebagai makhluk yang cengeng, senang kemewahan dan seringkali cerewet. Penampilan seperti itu, bila dilakukan terus menerus, akan menciptakan stereotipe pada diri khalayak Komunikasi Massa tentang orang, objek atau lembaga.
Pengaruh media massa lebih kuat lagi, karena pada masyarakat modern orang memperoleh banyak informasi tentang dunia dari media massa. Sementara itu, citra terhadap seseorang, misalnya, akan terbentuk (pula) oleh peran agenda setting (penentuan/pengaturan agenda). Teori ini dimulai dengan suatu asumsi bahwa media massa menyaring berita, artikel, atau tulisan yang akan disiarkannya. Biasanya, surat kabar mengatur berita mana yang lebih diprioritaskan. Ini adalah rencana mereka yang dipengaruhi suasana yang sedang hangat berlangsung. Sebagai contoh, bila satu setengah halaman di Media Indonesia memberitakan pelaksanaan Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar, berarti wartawan dan pihak redaksi harian itu sedang mengatur kita untuk mencitrakan sebuah informasi penting. Sebaliknya bila di halaman selanjutnya di harian yang sama, terdapat berita kunjungan Megawati Soekarno Putri ke beberapa daerah, diletakkan di pojok kiri paling bawah, dan itu pun beritanya hanya terdiri dari tiga paragraf. Berarti, ini adalah agenda setting dari media tersebut bahwa berita ini seakan tidak penting. Bila televisi menyebabkan kita lebih mengerti bahasa Indonesia yang baik dan benar, televisi telah menimbulkan efek prososial kognitif. Bila majalah menyajikan penderitaan rakyat miskin di pedesaan, dan hati kita tergerak untuk menolong mereka, media massa telah menghasilkan efek prososial afektif. Bila surat kabar membuka dompet bencana alam, menghimbau kita untuk menyumbang, lalu kita mengirimkan wesel pos (atau, sekarang dengan cara transfer via rekening bank) ke surat kabar, maka terjadilah efek prososial behavioral.

c.)    Efek Afektif
Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahu kepada khalayak agar menjadi tahu tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui informasi yang diterimanya, khalayak diharapkan dapat merasakannya. Khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan sedih, iba, bahagia, dan lain sebagainya setelah mendapatkan pesan dari media massa.
Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya efek afektif dari komunikasi massa.
v  Suasana emosional sebuah film, iklan, ataupun sebuah informasi, akan dipengaruhi oleh suasana emosional kita. Film sedih akan sangat mengharukan apabila kita menontonnya dalam keadaan sedang mengalami kekecewaan. Skema kognitif Skema kognitif merupakan naskah yang ada dalam pikiran kita yang menjelaskan tentang alur peristiwa. Kita tahu bahwa dalam sebuah film action, yang mempunyai lakon atau aktor/aktris yang sering muncul, pada akhirnya akan menang. Oleh karena itu kita tidak terlalu cemas ketika sang pahlawan jatuh dari jurang. Kita menduga, pasti akan tertolong juga.
v   Situasi terpaan (setting of exposure) Kita akan sangat ketakutan menonton film The Real Pocong misalnya, atau film horror lainnya, bila kita menontonnya sendiri di rumah tua, ketika hujan lebat, dan tiang-tiang rumah berderik. Maka secara otomatis semua saraf hanya berkata “takut”.
v  Faktor predisposisi individual
kecenderungan untuk menerima atau menolak sesuatu berdasarkan pengalaman dan norma yg dimilikinya. Faktor ini menunjukkan sejauh mana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditampilkan dalam media massa. Dengan tanggapan penonton, pembaca, atau pendengar, menempatkan dirinya dalam posisi tokoh. Ia merasakan apa yang dirasakan tokoh. Beberapa penelitian membuktikan bahwa acara yang sama bisa ditanggapi berlainan oleh orang-orang yang berbeda.

d.)   Efek Behavioral
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Menurut teori belajar sosial dari Bandura, “orang cenderung meniru perilaku yang diamatinya. Stimulus menjadi teladan untuk pelakunya”. Adanya berbagai tayangan radio, televisi atau film di berbagai negara telah digunakan sebagai media pendidikan. Sebagian laporan telah menunjukkan manfaat nyata dari siaran radio, televisi dan pemutaran film. Tidak semua berita, misalnya, akan mengalami keberhasilan yang merubah khalayak menjadi lebih baik, namun pula bisa mengakibatkan kegagalan yang berakhir pada tindakan lebih buruk. Teori psikolog yang dapat mnejelaskan efek prososial adalah teori belajar sosial dari Bandura. Menurutnya, kita belajar bukan saja dari pengelaman langsung, tetapi dari peniruan atau peneladanan (modeling). Perilaku merupakan hasil faktor-faktor kognitif dan lingkungan. Artinya, kita mampu memiliki keterampila tertentu, bila terdapat jalinan positif antara stimuli yang kita amati dan karakteristik diri kita.
Bandura menjelaskan proses belajar sosial dalam empat tahapan proses: proses perhatian, proses pengingatan (retention), proses reproduksi motoris, dan proses motivasional.
Permulaan proses belajar ialah munculnya peristiwa yang dapat diamati secara langsung atau tidak langsung oleh seseorang. Peristiwa ini dapat berupa tindakan tertentu (misalnya menolong orang tenggelam) atau gambaran pola pemikiran, yang disebut Bandura sebagai “abstract modeling” (misalnya sikap, nilai, atau persepsi realitas sosial). Bila peristiwa itu sudah diamati, terjadilah tahap pertama belajar sosial: perhatian.
Perhatian saja tidak cukup menghasilkan efek prososial. Khalayak harus sanggup menyimpan hasil pengamatannya dalam benak benaknya dan memanggilnya kembali ketika mereka akan bertindak sesuai dengan teladan yang diberikan. Yang kedua menunjukkan representasi dalam bentuk bahasa. Menurut Bandura, agar peristiwa itu dapat diteladani, kita bukan saja harus merekamnya dalam memori, tetapi juga harus membayangkan secara mental bagaimana kita dapat menjalankan tindakan yang kita teladani. Memvisualisasikan diri kita sedang melakukan sesuatu disebut seabagi “rehearsal”.
Selanjutnya, proses reroduksi artinya menghasilkan kembali perilaku atau tindakan yang kita amati.  Tetapi apakah kita betul-betul melaksanakan perilaku teladan itu bergantung pada motivasi? Motivasi bergantung ada peneguhan. Ada tiga macam peneguhan yang mendorong kita bertindak: peneguhan eksternal, peneguhan gantian (vicarious reinforcement), dan peneguhan diri (self reinforcement). Pelajaran bahasa Indonesia yang baik dan benar telah kita simpan dalam memori kita. Kita bermaksud mempraktekkannya dalam percakapan dengan kawan kita. Kita akan melakukan hanya apabila kita mengetahui orang lain tidak akan mencemoohkan kitam atau bila kita yakin orang lain akan menghargai tindakan kita. Ini yang disebut peneguhan eksternal. Jadi, kampanye bahasa Indoensia dalam TVRI dan surat kabar berhasil, bila ada iklim yang mendorong penggunaan bahasa Indoensia yang baik dan benar.
Kita juga akan terdorong melakukan perilaku teladan baik kita melihat orang lain yang berbuat sama mendapat ganjaran karena perbuatannya. Secara teoritis, agak sukar orang meniru bahasa Indonesia yang benar bila pejabat-pejabat yang memiliki reutasi tinggi justru berbahasa Indonesia yang salah. Kita memerlukan peneguhan gantian. Walaupun kita tidak mendapat ganjaran (pujian, penghargaan, status, dn sebagainya), tetapi melihat orang lain mendapat ganjaran karena perbuatan yang ingin kita teladani membantu terjadinya reproduksi motor. Akhirnya tindakan teladan akan kita lakukan bila diri kita sendiri mendorong tindakan itu. Dorongan dari diri sendiri itu mungkin timbul dari perasaan puas, senang, atau dipenuhinya citra diri yang ideal.




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pembahasan makalah ini maka dapat di simpulkan:
v  Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain"
Aapun unsur- unsur komunikasi massa yaitu:
Ø  Komunikator/da’i Pesan
Ø  Audience
Ø  Feed back Gatekeeper
Ø  Pengatur
Ø  Filters
v  Efek Psikologis media massa yaitu:
Ø  Efek kehadiran
Ø  Efek kognitif
Ø  Efek afektif
Ø  Efek bihavioral
B.     Saran











DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/social-sciences/1877099-definisi-komunikasi-massa/t:
Http//Meopinion.Wordpress.Com/2010/09/27/Komunikasi-Massa-Pengertian-dan-Karakteristiknya.
http://1believe1can.blogspot.com
Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2001)















[1]Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001),h.220

Tidak ada komentar:

Posting Komentar